"Hari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.
The days incinerate me. But each time I try to gather the heap of my ashes, my fingers changed to wind. And I understand why love was created."
"Dalam kekalutan perebutan kekuasaan menjelang G30S—1965, Monik dengan teman-temannya di Fakultas Kedokteran Res Publica ikut pula merasakan tekanan serta ketegangan di kampus yang sudah dikuasai sepenuhnya oleh golongan mahasiswa yang condong ke kiri.
Dalam gejolak masa tersebut, Monik masih harus menghadapi gejolak dirinya sendiri. Dia harus menetapkan masa depannya ke mana...."