"Meisya Kinanti sangat percaya diri bahwa ia bisa dengan gampang menaklukkan pria. Di mana pun ia berada, tatapan para pria selalu mengikutinya. Tapi soal cinta… tunggu dulu.
Bagi Meisya, cinta itu omong kosong alias tango-alfa-india. Hingga urusan pekerjaan mempertemukan Meisya dengan Barra Pramudiaji, montir tampan dan seksi sekaligus pengusaha di bidang otomotif. Meski sudah beberapa kali bertemu, pria itu tetap dingin, acuh tak acuh, dan tidak sedikit pun menunjukkan ketertarikan pada Meisya. Herannya, Meisya justru tergoda dan semakin ingin menguak misteri yang disembunyikan pria itu.
'Saya takut kamu akan kehilangan kebebasan kalau bersama saya,' kata Barra ketika Meisya mengungkapkan perasaan terdalamnya. Ucapan pria itu menjadi pertanyaan besar bagi Meisya.
Apakah cinta selalu mengekang? Ataukah cinta akan membuatmu mampu mengorbankan segalanya, termasuk kebebasan?"
"Dulu Harper Simmons memiliki segalanya. Keluarga hangat dan kekasih yang penyayang. Prestasi gemilang, tim debat tangguh yang memenangi turnamen demi turnamen antarsekolah, dan sahabat yang mendampinginya untuk menaklukkan dunia.
Sampai suatu malam, seorang pria bernama Scott Gideon merenggut itu semua.
Kini, yang gadis itu miliki adalah malam-malam penuh mimpi buruk yang hanya terlewati dengan bantuan obat tidur. Psikiater yang kerap kali menanyakan apa ketakutan terbesarnya. Ayah yang larut di balik tumpukan pekerjaan, adik kembar yang berhenti mengejar impiannya, sahabat yang tak kunjung mengerti, dan cinta yang perlahan-lahan berubah serapuh porselen.
Harper pikir, ia hanya perlu menjadi lebih kuat daripada seharusnya. Bukankah orang-orang berkata semuanya akan berlalu seiring waktu?
Ini adalah kisah perjalanan untuk melupakan. Untuk menemukan diri sendiri setelah kehilangan begitu banyak; walau sering kali, penemuan dan kehilangan tak berjalan pada sisi yang sama."